Klasifikasi Tradisional
Pada abad ke-18 Carolus Linnaeus merevolusi bidang sejarah alam dengan memperkenalkan sistem formal penamaan organisme, apa yang kini kita sebut nomenklatur taksonomik. Ia membagi kehidupan alam menjadi 3 kerajaan dan menggunakan lima peringkat: class, order, genus, species, dan variety. Dia juga memperkenalkan sistem nomenklatur binomial, di mana setiap spesies memiliki nama yang terdiri dari dua bagian yang diakui secara internasional. Sejak klasifikasi Linneaus, peringkat lainnya telah ditambahkan ke sistem nomenklatur taksonomik itu. Peringkat taksonomi utama adalah Kingdom, Phylum, Class, Order, Family, Genus, Species. Peringkat ini telah digunakan untuk menggambarkan dan memahami kelompok hewan utama untuk jangka panjang, dan banyak orang diajari tentang sejarah dunia hewan melalui peringkat tradisional ini. Misalnya, kalau kita mengacu burung maka merupakan "Kelas Aves," ular untuk "Kelas Reptilia," dll.
Pemahaman baru tentang hubungan antara organisme
Pemahaman ilmiah terhadap hubungan antara organisme telah berubah secara dramatis sejak zaman Linnaeus dan taksonomi klasik. Para ilmuwan sekarang mengerti bahwa kelompok hewan utama terkait dengan cara yang tidak diantisipasi oleh ahli taksonomi klasik.
Jadi, misalnya, kita sekarang mengerti bahwa keturunan burung (Kelas Aves) berbagi nenek moyang yang lebih baru dengan beberapa reptil modern (buaya) dibandingkan dengan binatang lain (ular). Namun baik ular maupun buaya adalah bagian dari Kelas Reptilia. Taksonomi modern berusaha untuk mewakili kelompok hewan dalam suatu sistem yang mencerminkan pemahaman tentang hubungan evolusioner mereka. Jadi "Kelas" Aves dimasukkan ke dalam "Kelas" Reptilia.
Menggabungkan klasifikasi tradisional dan pemahaman baru
Banyak perubahan dalam pemahaman kita tentang hubungan evolusi antara binatang telah mengakibatkan hubungan membingungkan dan saling bertentangan antara kelompok hewan yang didefinisikan dengan menggunakan pemeringkatan. Banyak ilmuwan setuju bahwa peringkat bukan konsep yang sangat berguna lagi dalam taksonomi hewan, malahan mereka menyatakan untuk "bebas peringkat” dari sistem klasifikasi. Namun, peringkat masih sering digunakan dan diakui secara luas sebagai "penampung" dalam sejarah alam. Bahkan bidang zoologi masih mempertahankan pengakuan peringkat klasik tersebut di bidang utama spesialisasi: ornithology (burung), herpetologi (reptil dan amfibi), dll. Untuk alasan ini, kami terus menampilkannya dalam klasifikasi, sementara pada saat yang sama pengakuan terhadap kegunaannya terbatas dan mungkin akan hilang di masa depan.
Blog “Ilmu Hewan” ini berusaha untuk mewakili taksonomi yang mencerminkan pemahaman saat hubungan evolusi antara binatang. Dalam rangka kegunaan dan kemudahan navigasi untuk pengunjung kami yang beragam, kami juga mempertahankan label peringkat tertentu. Akibatnya, Anda mungkin menemukan bidang taksonomi hewan yang peringkatnya tampak tidak konsisten digunakan atau bertentangan. Tolong mengerti hal ini sebagai hasil penggabungan dua hal yang banyak digunakan tetapi tidak kompatibel dengan sistem klasifikasi.*****
Pada abad ke-18 Carolus Linnaeus merevolusi bidang sejarah alam dengan memperkenalkan sistem formal penamaan organisme, apa yang kini kita sebut nomenklatur taksonomik. Ia membagi kehidupan alam menjadi 3 kerajaan dan menggunakan lima peringkat: class, order, genus, species, dan variety. Dia juga memperkenalkan sistem nomenklatur binomial, di mana setiap spesies memiliki nama yang terdiri dari dua bagian yang diakui secara internasional. Sejak klasifikasi Linneaus, peringkat lainnya telah ditambahkan ke sistem nomenklatur taksonomik itu. Peringkat taksonomi utama adalah Kingdom, Phylum, Class, Order, Family, Genus, Species. Peringkat ini telah digunakan untuk menggambarkan dan memahami kelompok hewan utama untuk jangka panjang, dan banyak orang diajari tentang sejarah dunia hewan melalui peringkat tradisional ini. Misalnya, kalau kita mengacu burung maka merupakan "Kelas Aves," ular untuk "Kelas Reptilia," dll.
Pemahaman baru tentang hubungan antara organisme
Pemahaman ilmiah terhadap hubungan antara organisme telah berubah secara dramatis sejak zaman Linnaeus dan taksonomi klasik. Para ilmuwan sekarang mengerti bahwa kelompok hewan utama terkait dengan cara yang tidak diantisipasi oleh ahli taksonomi klasik.
Jadi, misalnya, kita sekarang mengerti bahwa keturunan burung (Kelas Aves) berbagi nenek moyang yang lebih baru dengan beberapa reptil modern (buaya) dibandingkan dengan binatang lain (ular). Namun baik ular maupun buaya adalah bagian dari Kelas Reptilia. Taksonomi modern berusaha untuk mewakili kelompok hewan dalam suatu sistem yang mencerminkan pemahaman tentang hubungan evolusioner mereka. Jadi "Kelas" Aves dimasukkan ke dalam "Kelas" Reptilia.
Menggabungkan klasifikasi tradisional dan pemahaman baru
Banyak perubahan dalam pemahaman kita tentang hubungan evolusi antara binatang telah mengakibatkan hubungan membingungkan dan saling bertentangan antara kelompok hewan yang didefinisikan dengan menggunakan pemeringkatan. Banyak ilmuwan setuju bahwa peringkat bukan konsep yang sangat berguna lagi dalam taksonomi hewan, malahan mereka menyatakan untuk "bebas peringkat” dari sistem klasifikasi. Namun, peringkat masih sering digunakan dan diakui secara luas sebagai "penampung" dalam sejarah alam. Bahkan bidang zoologi masih mempertahankan pengakuan peringkat klasik tersebut di bidang utama spesialisasi: ornithology (burung), herpetologi (reptil dan amfibi), dll. Untuk alasan ini, kami terus menampilkannya dalam klasifikasi, sementara pada saat yang sama pengakuan terhadap kegunaannya terbatas dan mungkin akan hilang di masa depan.
Blog “Ilmu Hewan” ini berusaha untuk mewakili taksonomi yang mencerminkan pemahaman saat hubungan evolusi antara binatang. Dalam rangka kegunaan dan kemudahan navigasi untuk pengunjung kami yang beragam, kami juga mempertahankan label peringkat tertentu. Akibatnya, Anda mungkin menemukan bidang taksonomi hewan yang peringkatnya tampak tidak konsisten digunakan atau bertentangan. Tolong mengerti hal ini sebagai hasil penggabungan dua hal yang banyak digunakan tetapi tidak kompatibel dengan sistem klasifikasi.*****
Sumber: Tanya Dewey, 2013. "Classification: Reconciling Old & New Systems". University of Michigan.